nothing
Senin, 20 Februari 2012
Kabupaten Kepulauan Selayar
Kabupaten Kepulauan Selayar (dahulu Kabupaten Selayar, perubahan nama berdasarkan PP. No. 59 Tahun 2008)[2] adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten Kepulauan Selayar adalah Kota Benteng. Kabupaten ini memiliki luas sebesar 10.503,69 km² (wilayah daratan dan lautan) dan berpenduduk sebanyak 121.749 jiwa.[3] Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari 2 sub area wilayah pemerintahan yaitu wilayah daratan yang meliputi kecamatan Benteng, Bontoharu, Bontomanai, Buki, Bontomatene, dan Bontosikuyu serta wilayah kepulauan yang meliputi kecamatan Pasimasunggu, Pasimasunggu Timur, Takabonerate, Pasimarannu, dan Pasilambena.
Letak Geografis
Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu di antara 24
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang letaknya di ujung
selatan Pulau Sulawesi
dan memanjang dari Utara ke Selatan. Daerah ini memiliki kekhususan
yakni satu-satunya Kabupaten di Sulawesi Selatan yang seluruh wilayahnya
terpisah dari daratan Sulawesi dan terdiri dari gugusan beberapa pulau sehingga membentuk suatu wilayah kepulauan.[4]
Gugusan pulau di Kabupaten Kepulauan Selayar secara keseluruhan
berjumlah 130 buah, 7 diantaranya kadang tidak terlihat (tenggelam) pada
saat air pasang. Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar meliputi
1.357,03 km² wilayah daratan (12,91%) dan 9.146,66 km² wilayah lautan
(87,09%).[3]
Secara geografis, Kabupaten Kepulauan Selayar berada pada koordinat
(letak astronomi) 5°42' - 7°35' Lintang Selatan dan 120°15' - 122°30'
bujur timur yang berbatasan dengan:
Utara | Kabupaten Bulukumba dan Teluk Bone |
Selatan | Provinsi Nusa Tenggara Timur |
Barat | Laut Flores dan Selat Makassar |
Timur | Laut Flores (Provinsi Nusa Tenggara Timur) |
Berdasarkan letak sebagaimana dikatakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Kebudayaan Kepulauan Selayar bahwa Selat Selayar dilintasi pelayaran nusantara baik ke timur maupun ke barat, bahkan sudah menjadi pelayaran internasional.[5]
Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan "kepulauan" yang berada di antara
jalur alternatif perdagangan internasional yang menjadikan daerah ini
secara geografis sangat strategis sebagai pusat perdagangan dan
distribusi baik secara nasional untuk melayani Kawasan Timur Indonesia[6] maupun pada skala internasional guna melayani negara-negara di kawasan Asia.
[sunting] Topologi dan Iklim
Dipandang dari sudut tofografinya Kabupaten Kepulauan Selayar yang
mempunyai luas kurang lebih 1.357,03 Km² (wilayah daratan) dan terdiri
dari kepulauan besar dan kecil serta secara administrative terdiri dari 11 Kecamatan, 67 desa dan 7 kelurahan [3]
adalah variatif dari yang datar hingga agak miring. Sementara itu tipe
iklim di wilayah ini termasuk tipe B dan C, musim hujan terjadi pada
bulan November hingga Juni dan sebaliknya musim kemarau pada bulan
Agustus hingga September. Secara umum curah hujan yang terjadi cukup
tinggi dan sangat dipengaruhi oleh angin musiman.
Karakteristik daerah atau Topografi Kabupaten Selayar terdiri dari:
Batuan Induk Vulkanik
Terbentuk dari pertemuan jalur pegunungan muda sirkum mediterania dan
sirkum pasifik, yang membentuk daratan Selayar adalah batuan yang cukup
mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, oleh tenaga oksigen yang
berlangsung lama, batuan itu lapuk membentuk tanah yang subur ini oleh
pengaruh tenaga oksigen dapat berubah menjadi tanah karang seperti tanah
laterit. Sebab itu perlu tindakan-tindakan konservasi, seperti
sengkedan pada tanah-tanah miring, penggiliran tanah, pemupukan dan
lain-lain.
Bentang Alam (Nataral Landscape)
Dataran Selayar yang terjadi karena tenaga endogen (pengangkatan dan
pelipatan) kemudian kemudian disususl dengan tenaga oksigen, membentuk
betang alam (natural landscape) yang beraneka ragam seperti:
- Pegunungan dengan ketinggian rata-rata 800 meter sehingga tidak cukup untuk terjadinya hujan orografis pegunungan, di punggungnya hutan tutupan dan di lerengnya perkebunan tanaman pohon kerea yang berakar panjang serta berumur panjang. Tanaman dengan pohon lunak seperti vanili, merica, kentang, kol dan lain-lain diperlukan sengkedan untuk mencegah erosi dan longsor.
- Daerah curam, aspek geografisnya adalah kawasan hutan (hutan tutupan) untuk mencegah longsor
- Daratan tinggi, aspek geografisnya, adalah:
- Baik untuk pemukiman, karena udara sejuk dan drainasenya mudah diatur dan tidak tergenang
- Perkebunan bagi tanaman budi-daya yang memerlukan udara sejuk, seperti cengkeh, jagung Meksiko dan lain-lain
- Horti kultura, seperti sayur mayur, kentang bunga-bunga dan bonsai
- Pusat-pusat kesehatan seperti sanatorium
- Pusat-pusat pelatihan, kantor-kantor, hotel-hotel, tempat rekreasi dan lain-lain
- Daerah-daerah ledok dan lembah, aspek geografisnya adalah:
- Tempat akumulasi/persedian air untuk daerah sekitarnya. Dengan pompanisasi dapat dialirkan ke daerah-daerah ketinggian.
- Daerah pertanian tanaman pangan, seperti sayur mayur kangkung, bayam jagung lokal, kaca-kacangan dan lain-lain
- Tanah daratan rendah, aspek geografisnya adalah:
- Untuk perkebunan, seperti kelapa dan coklat
- Untuk pertanian menetap, seperti sawah dan huma.
- Tanah rawa-rawa, aspek geografisnya adalah:
- Kawasan pohon nipa, tempat ikan tempat bertelur, bahan baku gula merah dan atap tradisional yang indah dan sejuk
- Empang dan pembuatan garam
- Kawasan bakau, tempat ikan bertelur dan berlindung, serta mencegah abrasi
- Daerah berbukit-bukit dan tanah bergelombang, aspek geografisnya adalah:
- Baik untuk pemukiman, sebab udara sejuk, drainasenya mudah diatur, diwaktu malam nampak indah bagai pelaut yang menuju ke Selayar
- Perkebunan, tanaman budi daya seperti cengkeh, coklat dan kelapa.
- Pertanian tanaman pangan seperti jagung dan padi, tetapi harus bertaras supaya tidak terjadi erosi.
- Daerah Aliran Sungai (DAS)
- Daerah aliran sungai (DAS), aspek geografis satu-satunya adalah kawasan hutan hidrologi (hutan tata air)
- Daerah berbatu-batu
- Daerah yang berbatu-batu di bagian utara, aspek geografisnya hutan tutupan. Baik juga untuk hutan produksi, seperti jati dan holasa (kayu bitti). Hanya eksploitasinya tebang pilih dan tebang ganti serta rerumputan untuk pakan ternak.
[sunting] Geologi
Kondisi geologi pulau Selayar merupakan kelanjutan dari wilayah
geologi Sulawesi Selatan bagian Timur yang tersusun oleh jenis batuan sediment. Struktur geologi Kepulauan Selayar
menunjukkan struktur-struktur dan penyebaran batuan berarah Utara -
Selatan dan miring melandai kearah Barat. Sedangkan pantai Timur umumnya
terjal dan langsung dibatasi oleh laut dalam yang cenderung merupakan
jalur sesar.
Statigrafi batuan di Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari:
- Endapan rasa manis alluvial dan endapan pantai terdiri atas kerikil pasir, lempung Lumpur dan batu gamping cral (Qac).
- Satuan formasi Kepulauan Selayar walanae mencakup batu gamping, batu pasir, batu lempung, konglomerat dan tufa (Tmps) yang terdapat di sisi Barat hingga ujung Pulau Selayar.
- Satuan formasi batuan gunung api camba, meliputi breksi, lava, konglomerat dan tufa yang terdapat pada bagian Selatan Pulau Selayar.
- Formasi camba, terdiri dari batuan sediment laut berseling dengan batuan gunung api (Tmc) terdapat pada sepanjang pantai Timur Pulau Selayar.
- Formasi walanae, terdiri dari batu pasir, konglomerat, tufa, batu danau, batu gamping dan napal (Tmpv) terdapat pada ujung bawah pantai Barat Pulau Selayar.
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Bupati
Berikut nama-nama Pemimpin/Bupati Kepulauan Selayar sejak Tahun 1739 sampai sekarang :
[sembunyikan]Masa Pendudukan VOC | |||||
---|---|---|---|---|---|
No | Foto | Nama | Pangkat / Jabatan | Tahun Penugasan | Tahun Serah Terima |
1
|
W. Coutsier | Resident | 1739 | 1743 | |
2
|
Bargraf | Resident | 1743 | 1753 | |
3
|
D. J. Tempesel | Resident | 1753 | 1757 | |
4
|
A. Revenabers | Resident | 1757 | 1757 | |
5
|
J. C. Helmkamp | Resident | 1757 | 1757 | |
6
|
H. Burggraff | Resident | 1757 | 1758 | |
7
|
J. B. Bekker | Resident | 1758 | 1764 | |
8
|
M. van Rossen | Resident | 1764 | 1766 | |
9
|
J. H. Voll | Resident | 1766 | 1780 | |
10
|
L. J. Swart | Resident | 1780 | 1781 | |
11
|
Awetys | Resident | 1781 | 1789 | |
sumber : www.selayaronline.com |
[sembunyikan]Masa Pendudukan Hindia-Belanda | |||||
---|---|---|---|---|---|
No | Foto | Nama | Pangkat / Jabatan | Tahun Penugasan | Tahun Serah Terima |
12
|
S. Jassen | Resident | 1789 | 1801 | |
13
|
H. C. H. Anrhe | Resident | 1801 | 1806 | |
14
|
S. Jassen | Resident | 1806 | 1807 | |
15
|
H. C. Rosebon | Resident | 1807 | 1820 | |
16
|
G, W. Muller | Resident | 1820 | 1824 | |
17
|
J. C. B. Baren | Asisten Resident | 1824 | 1825 | |
18
|
Bakman Klerk | W. D. Resident | 1825 | 1827 | |
19
|
J. C. Rad N. Barge | W. D. Resident | 1827 | 1830 | |
20
|
H. Mulder | W. D. Resident | 1830 | 1839 | |
21
|
J. L. Mulder | Gesag Herbber | 1839 | 1843 | |
22
|
Trompburg | Gesag Herbber | 1843 | 1848 | |
23
|
P. H. van Heyest | Gesag Herbber | 1848 | 1851 | |
24
|
J. AJ. Voll | Gesag Herbber | 1851 | 1855 | |
25
|
W. Delancy | Gesag Herbber | 1855 | 1857 | |
26
|
G. A. van Kesteran | Gesag Herbber | 1857 | 1857 | |
27
|
A. H. Swaring | W. D. Controleuer | 1857 | 1859 | |
28
|
J. W. Kroller | Gesag Herbber | 1859 | 1860 | |
29
|
G. A. van Kerteran | Ambel Mibesteur | 1860 | 1863 | |
30
|
W. DE. Lancy | Controleur 2 EKL | 1863 | 1865 | |
31
|
A. L. H. A. Negel | Controleur 2 EKL | 1865 | 1867 | |
32
|
W. F. Sikman | Controleur 2 EKL | 1867 | 1870 | |
33
|
A. C. F. Burlet | Controleur 2 EKL | 1870 | 1873 | |
34
|
J. F. Schenk Muisen | Controleur 1 EKL | 1873 | 1873 | |
35
|
D. F. vanbram Morris | Controleur Vanmei | 1873 | 1876 | |
36
|
H. C. Begeardt | Controleur Vanmei | 1876 | 1877 | |
37
|
G. A. L. W. Sol | Controleur 2 EKL | 1877 | 1878 | |
38
|
P. D. Wiggers | Controleur 2 EKL | 1878 | 1878 | |
39
|
R. H. D. Fongelbert | Controleur 1 EKL | 1878 | 1881 | |
40
|
A. J. Baren Quarles | Controleur 1 EKL | 1881 | 1882 | |
41
|
A. A. Schuuten | Controleur 2 EKL | 1882 | 1884 | |
42
|
W. G. Coenen | Asp. Controleur | 1884 | 1885 | |
43
|
J. C. E. T Rom | Controleur 1 EKL | 18 Desember 1885 | 18 Mei 1887 | |
44
|
E. A. Klerk | Controleur 1 EKL | 18 Mei 1887 | 17 Juli 1888 | |
45
|
Th Krusen | Controleur 1 EKL | 17 Juli 1888 | 17 Juni 1889 | |
46
|
J. van Hassteri | Controleur 2 EKL | 17 Juni 1889 | 16 Oktober 1889 | |
47
|
F. Wiggers | Controleur 2 EKL | 16 Oktober 1889 | April 1894 | |
48
|
D. C. Boek | Controleur 1 EKL | April 1894 | April 1895 | |
49
|
G. J. Kopman | Controleur 2 EKL | April 1895 | 07 Januari 1899 | |
50
|
H. J. Kregers | Controleur 2 EKL | 07 Januari 1899 | 9 Agustus 1901 | |
51
|
B. G. A. J van Binter | Controleur 2 EKL | 18 Oktober 1901 | 13 Januari 1903 | |
52
|
H. H. Lubliek Weddik | Asp. Controleur | 9 Mei 1903 | 13 November 1903 | |
53
|
O. M. Goedhart | Controleur | 13 November 1903 | 11 Februari 1904 | |
54
|
P. A. Qudemans | Controleur | 13 Juni 1904 | 18 Agustus 1905 | |
55
|
H. R. Adesma | Asp. Controleur | 18 Agustus 1905 | 6 Maret 1906 | |
56
|
L. R. Wenthold | Asp. Controleur | 8 Maret 1906 | 21 Juni 1907 | |
57
|
J. J. Lena | Asp. Controleur | 21 Juni 1907 | 29 Juni 1910 | |
58
|
G. L. Barents | Asp. Controleur | 29 Juni 1910 | 6 Juli 1912 | |
59
|
R. A. W. Schrouder | Asp. Controleur | 6 Juli 1912 | 29 Agustus 1912 | |
60
|
E. E. W. C. Sehrekreden | Asp. Controleur | 29 Agustus 1912 | 2 Februari 1914 | |
61
|
D. J. C. Kreeber | Asp. Controleur | 2 Februari 1914 | 2 Juni 1916 | |
62
|
B. J. M. Baden | Gesaghebber | 2 Juni 1916 | 26 Januari 1919 | |
63
|
C. M. Buys | Controleur | 27 Januari 1919 | 6 Januari 1920 | |
64
|
J. T. Misandolle | Controleur | 6 Januari 1920 | 1 Juni 1920 | |
65
|
A. M. Ballot | Controleur | 1 Juni 1920 | 13 Desember 1920 | |
66
|
H. T. Lanting | WD. Controleur | 13 Desember 1920 | 28 April 1921 | |
67
|
H. C. Groenestein | Gesaghebber | 28 April 1921 | 5 Mei 1922 | |
68
|
W. D. J. van Andel | FD. Controleur | 5 Mei 1922 | 21 Januari 1925 | |
69
|
S. L. E. van Woendenburg | Controleur | 21 Januari 1925 | 10 Juli 1925 | |
70
|
C. F. Schoeder | Gedepl Gesaghebber | 10 Juli 1925 | 20 Juli 1925 | |
71
|
F. B. R. van Resum | Asp. Controleur | 20 Juli 1925 | 18 Agustus 1925 | |
72
|
J. H. W. van Den Missen | Asp. Residen Titulair | 18 Agustus 1925 | 16 Desember 1925 | |
73
|
H. J. Woest Hoer | Controleur | 16 Desember 1925 | 16 Mei 1926 | |
74
|
S. Stuensma | Controleur | 16 Mei 1926 | 20 April 1927 | |
75
|
J. B. M. Delion | Controleur 1 EKL | 20 April 1927 | 7 Juli 1928 | |
76
|
H. J. Hoeetra | Controleuriekl B.B | 7 Juli 1928 | 26 Januari 1929 | |
77
|
J. Koester | Controleuriekl B.B | 26 Januari 1929 | 23 Desember 1929 | |
78
|
D. J. A. Vander Vliot | Gesaghebber 1 EKL | 23 Desember 1929 | 17 Oktober 1932 | |
79
|
A. Twerde | Controleuriekl B.B | 17 Oktober 1932 | 17 Januari 1933 | |
80
|
J. W. D. Monti | Gedip Gesaghebber | 17 Januari 1933 | 18 Februari 1936 | |
81
|
Dr. OH. Noetebom | Controleur | 18 Februari 1936 | 11 Oktober 1937 | |
82
|
J. M. van Liye | Controleur | 11 Oktober 1937 | 22 Februari 1939 | |
83
|
G. J. Wolf Hoff | Controleur | 22 Februari 1939 | 21 Juli 1939 | |
84
|
J. A. Willeman | WD. Controleur | 21 Juli 1939 | 25 Juli 1939 | |
85
|
J. M. van Keekeh | FD. Controleur | 25 Juli 1939 | 28 Agustus 1940 | |
86
|
W. Klaus | Gedip Gesaghebber | 28 Agustus 1940 | 1 November 1941 | |
87
|
W. Heeybeer | Controleur | 1 November 1941 | 29 April 1942 | |
sumber : www.selayaronline.com |
[sembunyikan]Masa Pendudukan Jepang | |||||
---|---|---|---|---|---|
No | Foto | Nama | Pangkat / Jabatan | Tahun Penugasan | Tahun Serah Terima |
88
|
M. Opoe Patta Boendoe | Guntjo Sodai | 29 April 1942 | 21 Juni 1943 | |
89
|
Momono | Bunken Kanriken | 21 Juni 1943 | 13 Mei 1944 | |
90
|
T. Misouti | Bunken Kanriken | 13 Mei 1944 | 14 September 1945 | |
91
|
M. Opoe Patta Boendoe | Bunken Kanriken | 14 September 1945 | 11 Februari 1946 | |
sumber : www.selayaronline.com |
[sembunyikan]Masa Pendudukan NICA | |||||
---|---|---|---|---|---|
No | Foto | Nama | Pangkat / Jabatan | Tahun Penugasan | Tahun Serah Terima |
92
|
W.H. Ayboer | Controleur | 11 Februari 1946 | 9 Maret 1946 | |
93
|
T. J. Halvedrusse | Controleur | 9 Maret 1946 | 5 Februari 1947 | |
94
|
J. van Bodegong | Controleur | 5 Februari 1947 | 21 Juni 1947 | |
95
|
C. H. Mollen | Controleur | 21 Juni 1947 | 30 Agustus 1947 | |
sumber : www.selayaronline.com |
[sembunyikan]Masa Pemerintahan RIS | |||||
---|---|---|---|---|---|
No | Foto | Nama | Pangkat / Jabatan | Tahun Penugasan | Tahun Serah Terima |
96
|
Muh. Ali Krg. Bonto | Bertuurshoofd | 30 Agustus 1947 | 3 April 1950 | |
97
|
Andi Achmad | Bertuurshoofd | 3 April 1950 | 15 Juni 1950 | |
98
|
Tadjuddin Dg. Matjora | Wakil KPN | 15 Juni 1950 | 29 Juni 1950 | |
99
|
Aroeppala | Bertuurshoofd | 29 Juni 1950 | 20 Oktober 1951 | |
sumber : www.selayaronline.com |
[sembunyikan]Masa Pemerintahan Republik Indonesia | |||||
---|---|---|---|---|---|
No | Foto | Nama | Pangkat / Jabatan | Tahun Penugasan | Tahun Serah Terima |
100
|
Abd. Karim | Wakil KPN | 20 Oktober 1951 | 5 Mei 1952 | |
101
|
Muh. Arsyad | KPN | 5 Mei 1952 | 11 Juni 1953 | |
102
|
Abd. Karim | Wakil KPN | 11 Juni 1953 | 14 Agustus 1953 | |
103
|
Djamaluddin | KPN | 14 Agustus 1953 | 18 Juli 1955 | |
104
|
Bustam Dg. Sitaba | KPN | 18 Juli 1955 | 1 Desember 1956 | |
105
|
Marcus Pong Manda | KPN | 1 Desember 1956 | 4 Maret 1960 | |
106
|
Andi Matja Amirullah | Bupati KDH | 4 Maret 1960 | 10 April 1965 | |
107
|
Drs. Patta Tjora | Pds. Bupati KDH | 10 April 1965 | 5 Agustus 1965 | |
108
|
Drs. A. H. Dg. Marimba | Bupati KDH | 5 Agustus 1965 | 6 November 1968 | |
109
|
M. Amin Dg. Suroresiden | Pel. Tgs. Bupati KDH | 6 November 1968 | 1 Mei 1969 | |
110
|
Abd. Rauf Rahman | Bupati KDH | 1 Mei 1969 | 25 Januari 1971 | |
111
|
A. Palioi | Bupati KDH | 25 Januari 1971 | 18 November 1974 | |
112
|
H. Andi Bachtiar | Pd. Bupati KDH | 18 November 1974 | 14 September 1975 | |
113
|
Drs. Anas Achmad | Bupati KDH | 14 September 1975 | 16 Desember 1983 | |
114
|
Drs. H. A. Achmad Natsir | Pel. Tgs. Bupati KDH | 16 Desember 1983 | 10 Juli 1984 | |
115
|
Ismail | Bupati KDH | 10 Juli 1984 | 10 Juli 1989 | |
116
|
Drs. Z. Arifin Kammi | Bupati KDH | 10 Juli 1989 | 11 Juli 1994 | |
117
|
Drs. H. M. Akib Patta | Bupati KDH | 11 Juli 1994 | 11 Agustus 1999 | |
118
|
H. Mirdin Kasim, SH, M.Si | Pj. Bupati | 11 Agustus 1999 | 29 Desember 1999 | |
119
|
Drs. H. M. Akib Patta | Bupati KDH | 29 Desember 1999 | 29 Desember 2004 | |
120
|
H. A. Syamsul Alam Mallarangeng | Pj. Bupati | 29 Desember 2004 | 30 Oktober 2005 | |
121
|
Drs. H. Syahrir Wahab, MM | Bupati | 30 Oktober 2005 | Sampai Sekarang | |
sumber : www.selayaronline.com |
[sunting] Sejarah
Pada masa lalu, Kabupaten Kepulauan Selayar pernah menjadi rute dagang menuju pusat rempah-rempah di Moluccan (Maluku).
Di Pulau Selayar, para pedagang singgah untuk mengisi perbekalan sambil
menunggu musim yang baik untuk berlayar. Dari aktivitas pelayaran ini
pula muncul nama Selayar. Nama Selayar berasal dari kata cedaya (bahasa Sanskerta)[7][8] yang berarti satu layar, karena konon banyak perahu satu layar yang singgah di pulau ini. Kata cedaya telah diabadikan namanya dalam Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada abad 14. Ditulis bahwa pada pertengahan abad 14, ketika Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk
yang bergelar Rajasanegara, Selayar digolongkan dalam Nusantara, yaitu
pulau-pulau lain di luar Jawa yang berada di bawah kekuasaan Majapahit.
Ini berarti bahwa armada Gajah Mada atau Laksamana Nala pernah singgah di pulau ini.
Selain nama Selayar, pulau ini dinamakan pula dengan nama Tana Doang yang berarti tanah tempat berdoa[4]. Di masa lalu, Pulau Selayar menjadi tempat berdoa bagi para pelaut yang hendak melanjutkan perjalanan baik ke barat maupun ke timur untuk keselamatan pelayaran mereka. Dalam kitab hukum pelayaran dan perdagangan Amanna Gappa (abad 17), Selayar disebut sebagai salah satu daerah tujuan niaga karena letaknya yang strategis sebagai tempat transit baik untuk pelayaran menuju ke timur dan ke barat. Disebutkan dalam naskah itu bahwa bagi orang yang berlayar dari Makassar ke Selayar, Malaka, dan Johor, sewanya 6 rial dari tiap seratus orang.
Belanda mulai memerintah Selayar pada tahun 1739. Selayar ditetapkan sebagai sebuah keresidenan dimana residen pertamanya adalah W. Coutsier (menjabat dari 1739-1743). Berturut-turut kemudian Selayar diperintah oleh orang Belanda sebanyak 87 residen atau yang setara dengan residen seperti Asisten Resident, Gesagherbber, WD Resident, atau Controleur. Barulah Kepala pemerintahan ke 88 dijabat oleh orang Selayar, yakni Moehammad Oepoe Patta Boendoe. Saat itu telah masuk penjajahan Jepang sehingga jabatan residen telah berganti menjadi Guntjo Sodai, pada tahun 1942. Di zaman Kolonial Belanda, jabatan pemerintahan di bawah keresidenan adalah Reganschappen. Reganschappen saat itu adalah wilayah setingkat kecamatan yang dikepalai oleh pribumi bergelar "Opu". Dan kalau memang demikian, maka setidak-tidaknya ada sepuluh Reganschappen di Selayar kala itu, antara lain: Reganschappen Gantarang, Reganschappen Tanete, Reganschappen Buki, Reganschappen Laiyolo, Reganschappen Barang-Barang dan Reganschappen Bontobangun. Di bawah Regaschappen ada kepala pemerintahan dengan gelar Opu Lolo, Balegau dan Gallarang. Pada tanggal 29 November 1945 (19 Hari setelah Insiden Hotel Yamato di Surabaya) pukul 06.45 sekumpulan pemuda dari beberapa kelompok dengan jumlah sekitar 200 orang yang dipimpin oleh seorang pemuda bekas Heiho bernama Rauf Rahman memasuki kantor polisi kolonial (sekarang kantor PD. Berdikari). Para pemuda ini mengambil alih kekuasaan dari tangan Belanda yang di kemudian hari tanggal ini dijadikan tanggal Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Selayar. Tahun Hari Jadi diambil dari tahun masuknya Agama Islam di Kabupaten Kepulauan Selayar yang dibawa oleh Datuk Ribandang, yang ditandai dengan masuk Islamnya Raja Gantarang, Pangali Patta Radja, yang kemudian bernama Sultan Alauddin, pemberian Datuk Ribandang. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1605, sehingga ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Selayar adalah 29 November 1605.[9]
Langganan:
Postingan (Atom)